Minggu, 29 November 2009

Makna & Pesan Iklan Kajian Hipersemiotika

Perkembangan iklan dewasa ini menunjukkan adanya kecenderungan iklan tampil dengan dominasi non-verbal daripada verbal. Antara tanda non-verbal yang digunakan dengan produk barang atau jasa yang diiklankan terkadang tidak memiliki hubungan pemaknaan sama sekali dan bahkan terkadang mencerminkan pemaknaan diluar realitas. Hasil kajian menunjukkan, makna dan pesan yang ditimbulkan oleh unsur non-verbal mampu menjadikan sebuah iklan untuk dapat tampil lebih persuasif, menarik dan mudah diingat oleh konsumen.

Kata Kunci : hipersemiotika, hiperealitas, semiotika, realitas, makna tanda

1. Pendahuluan

Kemajuan bidang ilmu dan teknologi dapat dirasakan di semua aspek kehidupan, di antara sekian banyak kemajuan ilmu dan teknologi yang telah dicapai, yang paling dirasakan dan paling menyentuh kehidupan masyarakat sekarang ini adalah kemajuan dalam bidang teknologi komunikasi dan informasi.Dengan adanya kemajuan dalam bidang komunikasi dan informasi, setiap orang dari berbagai negara di dunia mampu dengan cepat melakukan komunikasi ke mana saja dan kapan saja.

Kamus Besar Bahasa Indonesia 88 mendefinisikan iklan sebagai

(1) berita pesanan (untuk mendorong, membujuk) kepada khalayak ramai tentang benda dan jasa yang ditawarkan,

(2) pemberitahuan kepada khalayak ramai mengenai barang atau jasa yang dijual, dipasang di dalam media massa seperti surat kabar dan majalah.

Menurut Sumarlam (2004: 185-186), pada awalnya, seorang pedagang keliling yang berteriak-teriak, menyanyi, atau menggunakan alat yang menghasilkan bunyi-bunyian untuk dapat menarik perhatian pembeli sudah dapat dikategorikan sebagai sebuah iklan (mengiklankan barang dagangan secara langsung). Misalnya seorang pedagang sayur keliling akan menjajakan barang dagangannya dengan berteriak “Sayur Bu. Beli sayurnya Bu. Sayuurrr, sayuurrr. Sayuurrr-nya Buuu.” Dalam hal ini, iklan ditampilkan hanya dengan bahasa lisan yang bersifat lugas dan langsung pada target konsumen yang diinginkan.

Seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi serta semakin banyaknya produk barang atau jasa yang diiklankan dengan jaringan pemasaran yang semakin global, iklanpun dituntut untuk dapat tampil menarik dan mampu memikat target konsumen yang semakin jeli dan pintar. Kini iklan dapat ditampilkan di dalam berbagai media − baik cetak maupun elektronik − dengan berbagai bentuk dan tampilan yang sangat kreatif, atraktif dan tentunya persuasif.
Dalam bidang periklanan, sebagian besar penanda verbal tidak memiliki hubungan secara linguistik dengan produk barang atau jasa yang diiklankannya. Sebut saja sebuah iklan jam tangan Piaget (Bazzar Harper’s:September 2004). Pada iklan terlihat produk jam tangan Piaget diverbalisasi dengan frasa “Piaget, the secret garden”. Secara linguistik, antara bentuk verbal yang ditampilkan dengan produk barang yang diiklankan tidak berhubungan sama sekali, dimana tidak terdapat hubungan sama sekali antara sebuah taman rahasia (‘secret garden’) dengan sebuah jam tangan (produk yang diiklannkan). Tampilan unsur non-verbal juga menunjukkan fenomena yang sama. Antara tanda visual yang digunakan dengan produk barang atau jasa yang diiklankan terkadang tidak memiliki hubungan. Jika demikian, apa sesungguhnya yang ingin disampaikan oleh pihak produsen melalui penanda verbal dan non-verbal tersebut ?

Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, maka kedua elemen tanda (verbal dan non-verbal) tersebut harus dikaji secara satu kesatuan. Berdsarkan uraian yang diberikan oleh Piliang (2003:263) objek sebuah iklan merupakan representasi dari produk barang atau jasa yang diiklankan. Konteks sebuah iklan merupakan elemen yang memberikan (atau diberikan) konteks dan makna pada produk barang atau jasa yang diiklankan, sedangkan teks iklan merupakan tanda verbal yang berfungsi memperjelas hubungan makna dan pesan yang ingin disampaikan oleh iklan tersebut.

Dalam pengungkapan makna ataupun pesan sebuah iklan harus memperhatikan hubungan antara unsur verbal dan non-verbal sebuah iklan dengan lingkungan sekitarnya (konteks iklan), secara sosial dan budaya. Hubungan timbal balik antara unsur tekstual dengan unsur kontekstual dalam sebuah iklan, menjadikan iklan komersial sebagai wacana yang sangat menarik untuk dapat diteliti dan dikaji lebih dalam.


2. Semiotika dan Hipersemiotika

Berbicara tentang hipersemiotika tentunya tidak dapat dilepaskan dengan semiotika sebagai induk semua kajian tentang makna simbul (sign). Karena itu, sebelum membahas apa itu hipersemiotika, terlebih dahulu akan dibahas tentang semiotika itu sendiri.

2.1 Semiotika
Kajian semiotika merupakan kajian tentang tanda (sign) dengan segala perannya di dalam kehidupan sosial masyarakat. Sesungguhnya tanda (sign) adalah sebuah stimulus yang diterima oleh otak untuk diproses yang kemudian memunculkan respon berupa sebuah konsep realitas tertentu. Dapat pula dikatakan bahwa kajian semiotika mempelajari tentang segala bentuk hubungan antara tanda dengan representasi realitasnya dan hubungan diantara para penggunanya di dalam kehidupan sosial masyarakat. Hubungan antara tanda dengan representasi realitasnya lebih dikenal dengan hubungan antara penanda (tanda) dengan petanda (makna). Uraian ini sesuai dengan pendapat Ferdinand de Saussure dan Ogden & Richards yang mencetuskan teori tentang penanda dan petanda.

Ferdinand de Saussure (Saussure, url: web pg. 2 – 3) menjelaskan bahwa bahasa merupakan sebuah sistem komunikasi yang melibatkan concept dan sound image, di mana sound image merupakan signifier (penanda) dan concept merupakan signified (petanda). Antara penanda dengan petanda tidak memiliki hubungan korelasi satu satu. Penanda merupakan sesuatu yang bersifat arbitrer atau mana suka dan tidak ada hubungannya dengan petanda yang dimaksud. Seperti contoh kata ‘mobil’, petanda (konsep makna ) yang kita pikirkan tidak ada hubungannya dengan tata urutan bunyi dari penandanya yaitu mobil→ [ m o b I l ] dalam bahasa Indonesia dan car → [ k a: ] dalam bahasa Inggris. Berbeda dengan Saussure, Ogden & Richards (1923) menambahkan satu unsur penghubung antara penanda dengan petanda yaitu thought or reference. Stimulus penanda yang dalam hal ini dikatakan sebagai unsur linguistik berupa kata atau kalimat, diolah di dalam otak melalui konsep makna yang telah kita miliki atas penanda tersebut lalu keluar respon berupa objek (referent) sebagai petanda. Jadi antara penanda dan petanda tidak berhubungan secara langsung tapi berhubungan melalui konsep makna yang ada di dalam otak. Hubungan antara ketiganya dijelaskan melalui gambar segitiga yang dikenal dengan semiotic triangle.

Stimulus penanda yang dalam hal ini dikatakan sebagai unsur linguistik berupa kata atau kalimat, diolah di dalam otak melalui konsep makna yang telah kita miliki atas penanda tersebut lalu keluar respon berupa objek (referent) sebagai petanda. Jadi antara penanda dan petanda tidak berhubungan secara langsung tapi berhubungan melalui konsep makna yang ada di dalam otak.

2.2 Hipersemiotika
Sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Piliang (2003), pada dasarnya kajian hipersemiotika sama dengan kajian semiotika yaitu sama-sama mempelajari peran dan makna tanda dalam kehidupan sosial masyarakat. Perbedaan dasar di antara keduanya terletak pada awalan hiper- dalam hipersemiotika. Awalan hiper- memiliki arti ‘lebih’ atau ‘melampaui batas’. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah batasan apakah yang dilewati oleh kajian hipersemiotika yang tentunya melampaui batasan kajian semiotika ?

Berdasarkan uraian tentang semiotika di atas, secara analogi dapat ditarik satu jawaban atas pertanyaan tersebut. Di atas telah dijelaskan bahwa kajian semiotika mempelajari hubungan antara tanda dengan representasi realitasnya dalam kehidupan sosial masyarakat. Secara analogi dapat dikatakan bahwa kajian hipersemiotika merupakan kajian ilmu yang mempelajari hubungan antara tanda (yang bersifat hiper) dengan reperesentasinya di dalam kehidupan sosial masyarakat yang maknanya melampaui batas realitas.
Kajian hipersemiotika mempelajari hubungan antara tanda-tanda yang melampaui batas (hiper-signs) dengan representasinya yang melampaui batas realitas (hiperealitas). Piliang (2003: 53 – 54) menyebutkan bahwa dunia hiperealitas merupakan sebuah dunia perekayasaan realitas melalui penggunaan tanda-tanda yang melampaui batas sehingga tanda-tanda tersebut hanya dapat dijelaskan di dalam dunia hiperealitas dan telah kehilangan kontak dengan representasi realitasnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dunia hiperealitas merupakan sebuah dunia imajinasi manusia dengan berbagai tandanya yang bersifat imajiner dan bermakna bebas yang telah terlepas dari kontak dunia realitas.

Pertanyaan yang muncul selanjutnya adalah tanda-tanda yang bagaimanakah yang disebut tanda melampaui batas dalam kajian hipersemiotika ini ? Piliang (2003: 54) menyebutkan bahwa tanda dapat dikatakan melampaui batas ketika ia (tanda) telah keluar dari batas prinsip, sifat, alam, dan fungsi tanda yang normal sebagai alat komunikasi dan penyampaian informasi, serta telah kehilangan kontak dengan representasi realitasnya. Lebih lanjut Piliang (2003: 54 – 59) memberikan batasan kajian hipersemiotika, sebagai berikut.

2.2.1 Tanda sebenarnya (proper signs)

Pada prinsipnya tanda sebenarnya merupakan tanda yang berada dalam wilayah kajian semiotika yaitu tanda yang mempunyai hubungan relatif simetris dengan konsep atau realitas yang direpresentasikannya. Misalnya, penanda bunga mawar digunakan sebagai petanda cinta yang merepresentasikan kasih sayang dalam kehidupan sosial di masyarakat.


2.2.2 Tanda palsu (pseudo signs)
Tanda palsu adalah tanda yang bersifat tidak tulen, tiruan, berpretensi, gadungan yang di dalamnya berlangsung semacam reduksi realitas. Dalam hal ini sebuah penanda hanya ditampilkan sebagian saja untuk merepresentasikan sebuah realiatas yang bersifat kompleks. Penanda palsu sering dijumpai dalam berbagai media baik cetak maupun elektronik termasuk media internet. Misalnya penanda gambar sebagian kecil wilayah Aceh yang hancur akibat gempa dan tsunami dipergunakan untuk merepresentasikan betapa dasyatnya petaka yang menimpa Aceh secara keseluruhan termasuk segala penderitaan yang dialami oleh masyarakat Aceh. Dalam hal ini petanda [X] hanya direpresentasikan melalui penanda [1/2X]..

2.2.3 Tanda dusta (false signs)
Tanda dusta adalah tanda yang dipergunakan untuk menutupi sebuah realitas dengan merepresentasikan realitas yang lain. Dalam hal ini sebuah tanda dengan realitas yang berbeda dipergunakan untuk merepresentasikan realitas lainya yang tidak memiliki hubungan sama sekali (dusta). Misalnya sebuah penanda wig (rambut palsu) digunakan oleh orang yang tidak botak akan memberikan representasi realitas bahwa dia sesungguhnya botak tapi dapat terlihat tidak botak oleh wig tersebut. Jadi penanda wig telah memberikan petanda palsu dalam kasus ini, karena secara realitas orang tersebut tidak botak.

2.2.4 Tanda daur ulang (recycled signs)
Tanda daur ulang adalah tanda yang merupakan representasi realitas pada suatu konteks ruang dan waktu yang berbeda dan digunakan untuk mereprersentasikan realitas yang lain dalam konteks ruang dan waktu yang lain. Misalnya pengunaan penada gambar-gambar yang diambil pada peristiwa Marsinah (kejadian pada masa lalu) untuk merepresentasikan (seolah-olah seperti itulah) kejadian pemerkosaan perempuan etnis Cina pada peristiwa kerusuhan 13 Mei di Jakarta. Hal ini bisa terjadi karena kemungkinan pada peristiwa pemerkosaan 13 Mei tidak terdapat rekaman kejadian (foto/gambar), yang ada hanya pengakuan korban.

2.2.5 Tanda artifisial (artificial signs)
Tanda artifisial disebut juga tanda buatan atau tanda tidak alamiah yaitu sebuah tanda yang dibuat atau direkayasa melalui teknologi citraan mutakhir (teknologi digital atau komputer) dan tidak memiliki referensi pada dunia realitas. Dalam hal ini tanda artifisial yang tercipta tidak digunakan untuk merepresentasikan sesuatu di luar dirinya (tanda itu sendiri) melainkan untuk merepresentasikan dirinya sendiri. Misalnya penciptaan ilustrasi dan karakter pemain pada sebuah film animasi (kartun), dimana semua penanda yang ada (ilustrasi dan gambar pemainnya) dibuat untuk merepresentasikan kenyataan dalam film itu sendiri tanpa mengambil referensi pada dunia realitas.

2.2.6 Tanda ekstrim (superlative signs)
Tanda ekstrim adalah sebuah tanda yang dibuat untuk merepresentasi sebuah petanda yang sederhana dalam dunia realitas, namun pada kenyataannya tampil dalam penanda khusus yang melibatkan banyak effek (audio atau visual) tambahan sehingga menimbulkan kesan ekstrim (hiperbolis) diluar batas representasi realitasnya. Misalnya penanda yang dilibatkan dalam adegan perkelahian pada film-film Hollywood (seperti dalam film ‘Matrix’) yang tampil dengan berbagai spesial effek sehingga mampu melampaui batas representasi realitas sebuah perkelahian.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa kajian hipersemiotika merupakan kajian tentang peran tanda-tanda yang melampaui batas realitas dan mampu menciptakan sebuah dunia hiperealitas. Dengan kata lain, dalam kajian hipersemiotika setiap penanda memiliki petanda (makna) yang luas dan bebas, − seluas dan sebebas sebuah dunia hiperealitas − tergantung pada daya imajinasi dan interpretasi setiap orang yang menikmatinya.

3. Makna dan Pesan Iklan


Dalam menganalisis makna dan pesan sebuah iklan haruslah memadukan antara unsur tektual dan kontektual dari iklan tersebut (Dyer 1982:87). Berikut ini adalah satu bentuk analisis iklan komersial media cetak yaitu iklan perbankan. Iklan Reward BCA (Seventeen:Juni 2002) ini merupakan sebuah iklan yang tidak menjual produk barang melainkan menawarkan jasa perbankan.
Iklan jasa perbankan ini dibuat oleh pihak Bank BCA. Produk jasa yang ditawarkan berupa pelayanan jasa kartu kredit. Atas kepercayaan nasabah menggunakan kartu kredit BCA ini,pihak BCA memberikan reward (hadiah) berupa Reward BCA.

3.1 Analisis Makna Iklan
Sebagaimana disampaikan sebelumnya analisis makna iklan meliputi analisis tektual dan kontekstual. Untuk memperoleh makna yang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh produsen maka proses analisis akan dibedakan menjadi tiga bagian analisis yaitu analisis makna pada latar belakang iklan, tubuh iklan dan penutup (slogan atau produk yang diiklankan).

3.1.1 Analisis makna pada latar belakang iklan
Penggunaan latar sebuah café atau bar yang terlihat eksklusif dan elegan menandakan bahwa setiap pemegang katru kredit BCA mampu untuk berkunjung dan berbelanja ke tempat-tempat yang eksklusif. Hal ini dipertegas kembali dengan menggunakan ikon seorang wanita (ibu) yang terlihat begitu cantik dan elegan sedang bersantai minum di café atau bar tersebut, sambil tersenyum memandang anaknya. Kondisi ini memberikan makna bahwa seseorang mampu untuk memperoleh kenikmatan seperti ‘ibu’ tersebut dengan menggunakan kartu kredit BCA.

Berdasarkan analisis makna di atas, penanda ikonik sebuah café atau bar dalam iklan ini merupakan sebuah penanda palsu, karena sebuah café atau bar tersebut dipergunakan sebagai petanda suatu kehidupan yang mewah dan eksklusif, yang pada kenyataanya café dan bar tersebut hanyalah sebagian kecil dari ciri atau tanda hidup mewah.
Ikon seorang ibu yang terdapat pada latar merupakan sebuah penanda dusta, sebab mungkin saja ibu tersebut bukanlah orang kaya yang mampu hidup dengan segala kemewahan tersebut. Namun ia mampu ada di sana hanya karena ia mendapat fasilitas kemudahan dari kartu kredit BCA.

3.1.2 Analisis makna pada tubuh iklan
Ikon seorang anak laiki-laki yang ditampilkan pada bagian tubuh iklan merupakan inti atau pokok iklan yang berfungsi sebagai eye catcher atau attention gatter. Keberadaan ikon ini mempertegas ‘senyum sang ibu’ pada latar belakang di atas. Ikon anak laki-laki yang ditampilkan memperlihatkan bahwa ‘sang anak’ terlihat begitu menikmati dan bahagia atas segala sesuatu yang dimikinya saat ini. Kebahagiaan ‘sang anak’ ini dapat diberikan oleh ibunya dengan menggunakan Reward BCA. Jadi dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan kartu kredit BCA ‘sang ibu’ mampu menikmati hidupnya sekaligus mampu memberikan kebahagiaan pada anaknya tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan, cukup dengan menggunakan Reward BCA yang telah dikumpulkannya. Hal ini dipertegas dengan tanda verbal yang ada yaitu “Dengan Reward BCA semua bisa GRATIS”.

Penanda yang terdapat pada tubuh iklan ini, khusunya penanda verbal “GRATIS” merupakan sebuah penanda dusta, sebab ‘garatis’ yang direpresentasi oleh penanda “GRATIS” bukanlah ‘gratis’ yang sesungguhnya. Kata ”GRATIS” pada iklan ini berarti nasabah harus berbelanaja terlebih dahulu menggunakan kartu kredit BCA untuk medapatkan poin Reward BCA, yang nantinya dapat dipergunakan untuk berbelanja, sesuai dengan nilai reward rupiah yang dimiliki.

Terkait dengan penanda ikonik sang anak yang sedang asik mendengarkan musik sambil menginjak sebuah bola merupakan sebuah penanda ekstrim atau hiperbola. Sebab kedua keadaan tersebut (mendengarkan musik melalui walkman dan keinginan untuk bermain sepak bola) tidak mungkin dapat dilaksanakan bersamaan. Namun penanda ikonik ini bertujuan menunjukkan bahwa segalanya mungkin saja terjadi dengan menggunakan kartu kredit BCA.

3.1.3 Analisis makna pada penutup iklan (slogan dan produk iklan)
Penada ikonik produk kartu kredit BCA pada bagian penutup iklan ditampilkan dengan urutan : “BCA Card, BCA MasterCard, BCA Visa, dan BCA JCB”. Pada tampilan tersebut terlihat bahwa ‘BCA Card’ mendapat tampilan terdepan dengan ikon lengkap. Hal ini terjadi tidak terlepas dari identitas bank BCA itu sendiri, sebab kartu kredit BCA Card merupakan produk perbankkan milik BCA, sedangkan kartu kredit yang lain merupakan kartu kredit hasil kerja sama bank BCA dengan pihak lain (pihak MasterCard, Visa Card dan JCB). Posisi ini merupakan suatu pembanggaan dan penghargaan bagi BCA sendiri selaku pihak yang mampu mengeluarkan kartu kredit. Penghargaan yang sama juga ditunjukkan pada tanda verbal yang ada yaitu “… transaksi yang anda lakukan dengan BCA Card, BCA MasterCard, BCA Visa, dan BCA JCB.”

Posisi ikon logo BCA pada iklan ini mengambil posisi yang sangat sentral yaitu pojok kanan bawah dan pojok kiri atas. Pada pojok kanan bawah terdapat logo bank BCA sedangkan pada pojok kiri atas terdapat logo produk jasa yang ditawarkan yaitu logo Reward BCA. Hal ini mengindikasikan bahwa segala kenikmatan, kemudahan dan kebahagian yang terlihat pada iklan merupkan milik bank BCA, dan hanya dapat anda miliki bila anda bergabung dengan bank BCA.
Penanda yang ada pada bagian penutup iklan seperti ikon kartu kredit, ikon logo Bank BCA dan ikon logo Reward BCA, merupakan penanda sebenarnya, karena penanda-penanda tersebut merepresentasikan keadaan yang sebenarnya dari kartu kredit BCA dan logo BCA serta logo Reward BCA.yang ditampilkan dalam bentuk satu dimensi.

3.2 Analisis Pesan Iklan
Analisis pesan sebuah iklan tidak dapat dipisah-pisahkan berdasarkan struktur pembentuknya. Pesan sebuah iklan merupakan makna setral yang merupakan inti dari iklan tersebut. Secara lugas dapat dikatakan bahwa pesan sebuah iklan merupkan sebuah simpulan dari iklan yang dapat ditangkap oleh konsumen.

Dalam iklan Reward BCA ini pihak bank ingin menyampaikan bahwa ‘kartu kredit BCA memberi anda (para nasabah) sesutau yang lebih’. Dengan kartu kredit BCA, anda mampu lebih menikmati hidup anda dan keluarga. Dimana setiap kali nasabah malakukan transaksi menggunakan kartu kredit BCA, nasabah secara langsung akan mendapatkan reward rupiah (hadiah berupa uang rupiah non-tunai) yang nantinya dapat digunakan oleh nasabah untuk berbelanja “APA PUN KAPAN PUN”. Pada iklan ini yang dimaksud ”GRATIS” adalah nasabah tidak perlu mengeluarkan uang lagi untuk membeli sesuatu karena dapat dibayar dengan menggunakan reward rupiah yang dimiliki.


4. Kesimpulan


Berdasarkan uraian analisis di atas, dapat disimpulakan bahwa makna dan pesan sebuah iklan menunjukkan niat terselubung dari iklan tersebut, yaitu dengan munculnya berbagai bentuk persuasif agar produk tersebut mau dibeli oleh konsumen. Kebanyakan makna dan pesan tersebut disampaikan melalui unsur non-verbal, sebab unsur non-verbal lebih mampu bersifat persuasif dan lebih mudah diingat oleh konsumen daripada unsur verbal (terutama dalam hal mengingat/menghafal tulisan/teks). Dalam hal ini unsur verbal hanya bersifat sebagai pendukung dan penegas dari apa yang terlihat pada unsur non-verbal.


Daftar Pustaka:

Piliang, Yasraf Amir. 2003. Hipersemiotika : Studi Kultur Atas Matinya Makna. Yogyakarta
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). 1988. Jakarta: Balai Pustaka
Ogden, C.K. & Richards, I. A. 1923. The Mean of Meaning. London
Sumarlam, Adhani, dkk. 2004. Analisis Wacana. Bandung

Selasa, 17 November 2009

Pengaruh Iklan Minuman Isotonik


Minuman isotonik semakin gencar menyerbu pasaran. Melalui iklan, produk ini dicitrakan mampu mengganti cairan tubuh yang hilang dalam waktu singkat.
Di balik kesan kesegarannya, minuman isotonik dapat berbahaya apabila dikonsumsi sembarangan.
Sebuah iklan minuman isotonik di televisi mengatakan, ion di dalam isotonik mampu menjaga kelembapan kulit dan tubuh lebih baik daripada air biasa.
Iklan lain menyebutkan, kehilangan dua persen cairan tubuh akan menurunkan stamina dan konsentrasi.
Dosen pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor, Fransiska Rungkat Zakaria, mengatakan, iklan produk isotonik sebagian menyesatkan masyarakat.
Di iklan, seolah-olah isotonik bisa diminum siapa saja dan dalam kondisi apa saja.
Padahal, Fransiska mengingatkan, isotonik tidak bisa dikonsumsi sembarangan karena minuman ini mengandung garam natrium (NaCl).
"Coba perhatikan labelnya, pasti ada kandungan Na dan Cl nya," tutur Fransiska.
Ia menambahkan, minuman isotonik itu tidak lain adalah larutan garam. Oleh produsennya, larutan itu kemudian diberi tambahan zat lain, seperti vitamin.
Ion yang disebut-sebut sangat bermanfaat bagi tubuh sebenarnya juga tidak hanya terkandung pada isotonik.
Setiap garam yang dilarutkan dalam air, kata Fransiska, pasti akan berubah menjadi ion Na dan ion Cl.
"Jadi, ion yang terkandung dalam sayur lodeh dengan ion dalam isotonik itu sama saja," tutur Fransiska.
Karena berisi garam, isotonik tidak boleh diminum sembarangan.
Apabila berlebihan, kadar garam dalam tubuh akan menyebabkan tekanan darah tinggi atau hipertensi.
"Bila sudah kena hipertensi, tinggal menunggu saja bagian tubuh mana yang jebol duluan," kata Fransiska.

Dari makanan
Apabila tubuh kita berkeringat, natrium dan klorida yang terkandung dalam cairan tubuh ikut keluar melalui pori-pori kulit.
Jika kedua zat itu tidak digantikan, sel-sel tubuh kita lama-lama akan rusak dan mati.
Persoalannya, dari manakah zat natrium dan klorida itu diperoleh?
Apakah harus dari minuman isotonik? Jawabannya, tidak.
Menurut Fransiska, makanan yang kita konsumsi sehari-hari sudah cukup untuk menggantikan natrium dan klorida yang keluar bersama keringat.
"Setiap kali masak, kita selalu menggunakan garam. Itu sudah cukup untuk mengganti garam yang keluar dari tubuh. Bahkan berlebih," papar Fransiska.
Ia mengingatkan, dalam kondisi normal, tubuh orang dewasa hanya memerlukan 2,3 gram natrium per hari, sedangkan klorida hanya 50-100 mg.
Pada anak-anak, kebutuhan dua zat itu lebih sedikit dibandingkan dengan orang dewasa.
Apabila kita memasak tanpa garam, kebutuhan natrium dan klorida juga sudah bisa dipenuhi dari bahan makanan.
Ia mencontohkan, 1 ons daging merah mengandung 70 mg natrium, sementara setiap 10 ons nasi mengandung 10 mg natrium.
Bahan makanan lain, seperti telur, daging ayam, kacang-kacangan, buah, dan sayur, juga mengandung natrium.
"Karena itu, pada kondisi normal, kita tidak perlu lagi mengganti cairan tubuh dengan isotonik," kata Fransiska.
Fransiska mengingatkan, isotonik lebih cocok dikonsumsi atlet yang menggeluti olahraga berat.
Pada atlet olahraga berat, kebutuhan sodium memang lebih tinggi dari orang biasa, yaitu 5-7 gram per hari.
Meski begitu, sebaiknya dihitung lebih dulu apakah natrium dan klorida yang dibutuhkan atlet bersangkutan sudah cukup didapat dari makanan yang dikonsumsi.
Bila masih kurang, boleh saja ditambah dengan isotonik.
Di negara maju, kata Fransiska, ada lembaga yang meneliti dan menghitung berapa jumlah natrium pada makanan yang dikonsumsi atlet.
Hasilnya, menu makanan yang dihidangkan tiga kali sehari itu sudah mengandung 6 gram natrium.

Mengecoh
Meski isotonik tidak boleh dikonsumsi sembarangan, beberapa iklan produk isotonik justru memakai model orang biasa (bukan atlet) sebagai konsumen isotonik. Minuman isotonik itu juga ditenggak pada kondisi biasa saja, seperti terjebak macet yang tidak selalu identik dengan keluarnya ion-ion tubuh secara berlebihan.
Bahkan disebutkan, tanpa menyebut kondisinya, isotonik lebih baik dari air biasa.
Menurut Fransiska, iklan semacam itu sangat menyesatkan masyarakat.
Produsen boleh saja menarik pembeli dengan iklan yang kreatif, tetapi dalam iklan juga harus dicantumkan informasi yang jelas, bukan informasi menyesatkan.
Produsen seharusnya juga mencantumkan peringatan minuman itu mengandung garam.
Agar konsumen bisa mengambil keputusan terbaik, harus disebutkan pula berapa jumlah garam yang dibutuhkan manusia per harinya.
"Memang produsen akan ribut. Kalau label itu diberlakukan, produk mereka tidak akan laku.
Meski demikian, jangan karena kepentingan ekonomi, kesehatan masyarakat dipertaruhkan, " kata Fransiska.
Jadi, meski kelihatannya menyegarkan, hati-hati bila ingin mengonsumsi isotonik.

Senin, 09 November 2009

Konsep Analisis Binis dan Lingkungannya

Dewasa ini apa yang dilalui oleh banyak perusahaan dalam negeri terutama sektor trade dan bisnis semakin tak menentu semenjak terjadinya krisis ekonomi. Dengan kondisi internal dan kolapsnya sebagian perusahaan, perhatian terhadap pengaruh lingkungan ekstern perusahaan bersifat makro menjadi penting yang terdiri dari gabungan faktor lingkungan perusahaan, baik skala nasional juga global. Sebagian dampaknya adalah banyak bukti yang pengaruhi datangnya berbagai kesempatan usaha. Kita sering mendengar bahwa bagaimana perusahaan yang memiliki sistem organisasi yang baik dengan dukungan misi dan rencana yang baik pula tidak menjamin sukses dalam urusan profit. Banyak perusahaan ini alami penurunan dalam usahanya karena kesalahan dalam asumsi pengaruh lingkungan ekstern tersebut. Di era modern seperti sekarang, pimpinan perusahaan tak dapat mengabaikan perubahan yang ada di sekeliling mereka, terutama jika mereka ingin meraih "glorius trade competition" dalam bersaing.

Hebatnya gejala global pasar dunia yang dipengaruhi langsung oleh berbagai trade liberalitation di South Asia, membuka kesempatan usaha bagi produsen domestik dan investor. Meluasnya organization network secara global sebelum terjadinya krisis perekonomian dunia, terbukti memberikan berbagai kesempatan usaha bagi perusahaan swasta dalam negri membentuk kerjasama usaha patungan seperti franchaise.

Dapat dilihat bahwa bagaimana perubahan lingkungan ekstern yang berjalan dengan cepat, seperti serbuan militer Amerika Serikat ke Irak, kemudian dalam sekejap menghancurkan keunggulan bersaing satu negara dalam pola trade antar negara di dunia. Pengaruh buruk dampak lingkungan eksternal kadang-kadang bersifat terselubung, dan dengan kejamnya merenggut kedudukan keunggulan persaingan beberapa perusahaan domestik yang berskala kecil dan menengah. Tanpa disadari berbagai perubahan issue nonekonomi, seperti peristiwa bom Bali, telah mengganggu pencapaian kinerja perusahaan di Indonesia dalam jangka pendek. Dengan latar belakang ini saya mengklaim suatu pemikiran konsepsual para mahasiswa dapat melakukan kajian Analisis Lingkungan Bisnis. Pendekatan bahasannya adalah menggunakan peralatan analisa ilmiah. Misalnya Hoax membagi jenis pengkajian lingkungan usaha menjadi beberapa komponen analisis yang meliputi analisis komponen ekonomi, kondisi pasar, teknologi, sumber daya manusia, politik, aspek sosial dan analisis faktor lingkungan hukum. Buku Hitt dan kawan-kawan (1995) membaginya menjadi lingkungan umum (general environment) dan lingkungan industri (industrial environment). Lingkungan umum terdiri dari berbagai elemen yang terdapat di masyarakat yang diperkirakan dapat mempengaruhi kondisi dan struktur usaha dari kegiatan industri atau bahkan mempengaruhi secara langsung kinerja perusahaan firma dalam memperoleh pendapatan. Dari kajian berbagai jenis lingkungan luar tersebut kita dapat mengelompokannya kedalam dua faktor utama: faktor lingkungan ekonomi, faktor lingkungan ekonomi meliputi segala kejadian atau permasalahan penting di bidang perekonomian nasional yang dapat mempengaruhi kinerja dan kelangsungan hidup dari suatu perusahaan. Faktor ini meliputi juga kondisi perekonomian internasional dan perkembangan pasar suatu masyarakat perekonomian. Faktor lingkungan ekonomi nasional mencakup antara lain berbagai program pembangunan dan kebijakan pemerintah di bidang perekonomian serta arah dan target agregat ekonomi makro. Faktor lingkungan non ekonomi. Faktor lingkungan non-ekonomi merupakan peristiwa atau isu yang menonjol di bidang politik, keamanan, kehidupan penduduk, aspek sosial dan aspek budaya yang mempengaruhi roda kehidupan berusaha suatu perusahaan. Dalam prakteknya faktor-faktor ekonomi dan non-ekonomi yang tidak dapat dikendalikan oleh pimpinan perusahaan sangat luas dan banyak ragamnya. Sehingga hal ini kadang-kadang membingungkan kita untuk dapat mengamatinya dengan baik . Pada bahasan ini kami mengelompokan berbagai ragam lingkungan eksternal ini menjadi 3 dimensi lingkungan eksternal perusahaan.

(1) Klasifikasi Dimensi Lingkungan Eksternal Kegiatan Usaha Perekonomian Global dan Kerjasama Internasional (Ekonomi)

(2) Pembangunan dan Perekonomian Nasional (Ekonomi)

(3) Demografi, Sosial dan Budaya (Non-Ekonomi)


Perekonomian Global dan Kerjasama Internasional Lingkungan eksternal perusahaan yang letaknya paling luar (remote) meliputi perkembangan perekonomian makro di negara maju, perkembangan kluster bisnis perusahaan dunia dan berbagai perjanjian internasional yang penting yang telah diratifikasi oleh kelompok negara industri dan negara berkembang di dunia. Kegiatan operasional perusahaan domestik dan swasta asing di Indonesia tidak dapat melepaskan dirinya dari kondisi dan perkembangan perekonomian global dan regional yang terjadi di kawasan Asia Tenggara dan Asia Pasifik.

Setiap perubahan yang terjadi di perekonomian negara industri utama, seperti Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Jerman, Perancis dan negara besar lainnya akan selalu mempengaruhi gerak perekonomian di negara kita. Sebagai eksportir produk pertanian dan industri ke negara-negara tersebut, dampak kekuatan perekonomian global sangat terasa pada kemampuan dan keunggulan bersaing produk ekspor yang berasal dari negara kita.

Hal ini beralasan karena perekonomian Indonesia yang bersifat terbuka. Sejak masa pemerintahan Orde Baru, pengusaha Indonesia banyak yang telah memperoleh berbagai kemudahan yang diberikan oleh Pemerintah. Hal ini mencakup perintisan pembukaan perjanjian perdagangan dengan para mitra dagang; pemberian sistem insentif dalam kegiatan pemasokan bahan baku dan barang modal secara global (multisourcing); membuka usaha patungan dan mengundang partisipasi modal asing untuk memenuhi kebutuhan pendanaan di dalam negeri. Perekonomian yang sifatnya terbuka ini disamping memberikan manfaat positif bagi perkembangan dunia usaha, sebaliknya dapat memberikan pengaruh lingkungan eksternal yang negatif.

Pengaruh yang negatif ini dalam banyak hal berupa ancaman dan dampak yang merugikan pada kinerja perusahaan. Sebagai contoh, krisis perekonomian global akan mempengaruhi stabilitas nilai tukar suatu negara. Kemudian pada gilirannya jika tidak dapat dikendalikan akan membawa efek berantai pada kemelut krisis ekonomi dan akan akan meningkatkan risiko negara dan resiko kredit perbankan.

Rincian faktor-faktor perekonomian global yang perlu selalu kita amati dengan seksama dan secara rutin dapat dilihat pada Kotak

Isu pertama yang banyak didiskusikan dan memiliki pengaruh jangka pendek dan jangka panjang yaitu globalisasi pasar. Globalisasi membuat paradigma berusaha banyak berubah dan bergejolak. Isu berikutnya adalah masalah mengantisipasi datangnya siklus bisnis, kenaikan harga minyak bumi dan harga komoditi, perubahan strategi pembangunan, selera konsumen dan berbagai kebijakan pemerintah yang penting.

Faktor-Faktor Perekonomian Global yang Harus Dimonitor

1. pasar Global

2. Siklus ekonomi

3. harga minyak

4. harga komoditi komoditi pertanian dan barang olahan industri

5. Perubahan program pembangunan ekonomi

6. Perubahan selera dan permintaan musim

7. Isu dan perkembangan Kebijakan ekonomi

Globalisasi Pasar Globalisasi pasar merupakan gejala dunia yang perlu diikuti. Misalnya : penyatuan Masyarakat Ekonomi Eropa (European Economic Community) pada tahun 2000, terbukti telah mempengaruhi kekuatan negosiasi isu perdagangan dan investasi dari negara anggota EEC dengan Negara Sedang Berkembang. Dalam banyak kasus hasilnya cenderung merugikan di pihak terakhir. Bentuk kerjasama perekonomian lainnya antara lain, Asosiasi Kelompok Produsen Minyak Bumi (OPEC), kerjasama Perekonomian Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) dan kerjasama Perekonomian Negara-Negara Asia Pasifik (APEC) .

Kluster kerjasama mereka telah mendorong dan membuat pasar barang, jasa, dan keuangan semakin luas (globalise) dengan pengurangan berbagai hambatan (borderless) dalam birokrasi perijinan, dan lalulintas modal, pekerja dan tranfer teknologi. Globalisasi pasar internasional sekarang ini cenderung meluas, menjadi rumit dan sulit dilacak. Proses ini terjadi sedemikian cepat dengan kecenderungan aksi dari berbagai perusahaan raksasa multinasional (MNCs) dan dunia (global firms) mengadakan strategi usaha melalui integrasi, merger maupun kegiatan usaha patungan dengan melintasi batas-batas teritorial antar negara.

Kepentingan bisnis mereka secara keseluruhan seringkali mengalahkan kepentingan dari perusahaan-perusahaan cabang yang mereka miliki maupun kepentingan partner dagang di negara berkembang. Globalisasi pasar disamping memberikan dampak positif, tidak jarang menghasilkan pengaruh yang negatif untuk perekonomian Indonesia, perkembangan perusahaan menegah dan kecil dan keunggulan bersaing di sektor ekonomi atau industri tertentu. Siklus Kegiatan Bisnis Siklus kegiatan usaha (business cycle) pada tingkat internasional perlu dipelajari dan diamati pergerakannya karena memiliki pengaruh pada permintaan dunia, dan perkembangan perekonomian negara berkembang seperti Indonesia, India dan China.

Perekonomian dunia pada masa depressi (tahun 1920-1930) akibat kejadian perang dunia pertama. Peristiwa perang serupa telah mengakibatkan ekonomi booming seperti pada saat perang dunia kedua (1940-1945) dan perang Korea tahun 1950an. Dalam kasus ini biasanya permintaan barang dan jasa yang terkait dengan kejadian perang dapat merangsang peningkatan produksi dunia, seperti halnya produksi karet alam, biji besi dan peralatan komputer.

Perang teluk sebagai reaksi invasi Irak ke Kuwait menyumbangkan pengaruhnya terhadap resesi ekonomi dunia, khususnya dimulai dengan negara Amerika Serikat pada tahun 1990. Disamping ketidakstabilan politik internasional, siklus kegiatan usaha dapat dipengaruhi oleh penemuan-penemuan (komputer, robot dan sebagainya), tingkat inflasi, pengeluaran pemerintah yang cukup besar, dan kepanikan pasar modal dunia (Wall Street) atas kejadian-kejadian pada tingkat internasional. Perang Irak oleh Amerika Serikat pada April 2003 telah menghasilkan berbagai skenario kemungkinan melemahnya perekonomian negara-negara maju .

Siklus kegiatan usaha dapat dibuat untuk dunia, kawasan ekonomi, negara dan atau untuk kegiatan usaha di kluster industri tertentu. Indikator yang biasa digunakan perkembangan value added, indeks produksi, indeks harga saham atau indikator gabungan lainnya. Ketidakpastian usaha biasanya akan meningkat pada saat siklus ekonomi mengalami penurunan (recession), yaitu misalnya saat kita memasuki abad millineum, dan kemudian menjadi optimis pada saat siklus ekonomi meningkat (booming).

Harga Minyak Bumi Gejolak harga minyak bumi dunia sangat mempengaruhi posisi keuangan dan likuiditas perekonomian negara Indonesia. Secara mikro, harga minyak bumi dapat mempengaruhi biaya produksi sebagian besar perusahaan yang menggunakan BBM. Seperti diketahui, anggaran belanja negara kita disusun berdasarkan asumsi harga minyak bumi yang diperoleh. Jadi adanya peningkatan harga minyak tersebut otomatis akan mempengaruhi peningkatan surplus penerimaan negara. Perubahan kebijakan dan arah alokasi pengeluaran pembangunan sebagai dampak dari kenaikan harga tersebut perlu selalu diamati.


Bagi perusahaan, perubahan harga minyak bumi akan mempengaruhi perubahan dalam biaya perjalanan, biaya pengangkutan, biaya bahan baku impor, biaya listrik dan biaya hidup karyawan. Lingkungan Ekonomi Global Lainnya Lingkungan perekonomian global lainnya yang perlu diperkirakan pengaruhnya terhadap lingkungan bisnis mikro perusahaan di Indonesia mencakup pengeluaran pembangunan di negara maju, perubahan

selera/permintaan serta perubahan kebijakan global seperti nilai tukar dari beberapa mata uang asing yang mendominasi pasar uang internasional. Pola pengeluaran pembangunan seperti di Amerika Serikat, yang cenderung mengarah pada neraca anggaran defisit akan mempengaruhi nilai tukar US dollar terhadap mata uang lainnya. Kita telah mengamati jatuhnya nilai tukar dollar Amerika terhadap Yendaka dalam periode 1994-95, mencapai nilai tukar dibawah 90 Yen per dollarnya. Disamping itu perlu diamati ke arah mana anggaran belanja pemerintah tersebut dikeluarkan, karena hal ini dapat mempengaruhi pola permintaan barang-barang impor yang berasal dari negara berkembang. Apabila pengeluaran pembangunan ini diikuti pula dengan partisipasi produksi pihak swasta maka tingkat pertumbuhan perekonomian dapat meningkat.

Perkembangan ini biasanya akan diikuti dengan perkembangan di sektor konstruksi, real estate dan industri berteknologi maju, sehingga impor bahan baku dan barang-barang input lainnya dari negara sedang berkembang akan meningkat. Permintaan barang dan jasa di negara maju, khususnya barang-barang mewah, dapat berubah dengan bergesernya selera dan pola hidup masyarakat di negara tersebut. Beberapa kegiatan perekonomian yang akan terpengaruh oleh perubahan iklim yang terjadi setiap tahun secara spesifik di wilayah geografis suatu perekonomian, meliputi permintaan bahan bangunan, pakaian jadi dan kegiatan pariwisata.

Akhirnya, pada era globalisasi nilai tukar mata uang asing cenderung berfluktuasi terutama mata uang dollar, yendaka, poundsterling, deutchmark dan mata uang asing utama lainnya. Faktor penyebab fluktuasi nilai tukar mata uang ini adalah ketimpangan neraca perdagangan dari dua negara (bilateral), politik anggaran defisit, perkembangan pertumbuhan ekonomi dan ancaman konflik politik internasional. Sampai saat ini lembaga keuangan international IMF tidak sanggup untuk menciptakan stabilitas nilai tukar tersebut, mengingat sebagian besar kendali stok uang internasional berada ditangan para pemilik modal global. Implikasi ketidakstabilan nilai tukar mata uang ini bagi manajemen keuangan perusahaan-perusahaan eksportir adalah faktor ketidakpastian dalam memperkirakan arus pendapatan maupun arus biaya dalam satu periode tertentu. Tentunya pemakaian jasa konsultan manajer keuangan internasional sangat disarankan untuk menghindari risiko kerugian dari salah perhitungan kurs tersebut.

Kebijakan global yang paling akhir dan diperkirakan akan mempengaruhi kinerja perusahaan publik dan swasta di Indonesia adalah komitmen negara kita dan negara anggota lainnya untuk menjalankan kesepakatan GATT yang dicapai pada Putaran Uruguay di Marrakesh, Marocco pada tanggal 15 April 1994. Perjanjian GATT sebenarnya memberikan peluang pasar yang lebih besar bagi Indonesia, khususnya untuk para eksportir yang melempar produk ekspornya ke negara maju dan negara berkembang lainnya. Tetapi dalam hal ini Indonesia harus memberi konsesi bagi negara-negara lain untuk masuk ke pasar domestik kita.

Dalam hal bidang tekstil dan pakaian jadi, pada awalnya dampak persetujuan GATT tidak akan terlalu terasa karena penghapusan kuota masih relatif kecil. Pada tahap akhir, Indonesia akan memasuki era persaingan secara terbuka dan pengusaha domestik harus waspada terhadap serbuan negara lain.


Undang-Undang anti dumping sudah harus dirumuskan oleh Indonesia sesuai dengan kesepakatan. Demikian pula perusahaan-perusahaan domestik yang memperoleh subsidi dan perlindungan sudah harus siap bertanding sejajar di kancah persaingan global tanpa proteksi. Persaingan di kandang sendiri akan segera menjadi realitas dengan disepakatinya ketentuan liberalisasi perdagangan di bidang jasa (GATS).

Perundingan-perundingan untuk menuju proses tersebut mengalami kemajuan di beberapa kali pertemuan di Doha. Beberapa tahun ke depan perusahaan, konsultan dan pekerja asing di bidang jasa pendidikan, perbankan dan lembaga keuangan asing akan semakin terbuka di Indonesia. Perkembangan ini perlu diantisipasi oleh perusahaan lokal di industri tersebut dan diperhitungkan dampak positif dan negatifnya pada tiga aspek internal perusahaan di atas.

Pembangunan dan Perekonomian Indonesia Kinerja suatu perusahaan akan sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah di bidang ekonomi, moneter, fiskal, perdagangan dan investasi. Perkembangan ekonomi di negara berkembang, seperti halnya di Indonesia dipengaruhi juga oleh ketajaman visi, misi dan strategi pembangunan yang dijalankan oleh rezim pemerintahan. Dalam memonitor gejolak perekonomian nasional tersebut karena faktorfaktor ini secara langsung dapat mempengaruhi realisasi pencapaian target bisnis plan, mutu business process dan pencapaian tolok ukur kinerja perusahaan secara berkelanjutan (sutainabled operation). Secara singkat, tingkat kesehatan perekonomian nasional itu sendiri banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor atau indikator ekonomi utama.

Indikator Ekonomi Utama Yang Menggambarkan Tingkat Kesehatan Perekonomian


1. Tingkat Inflasi dan Harga Kebutuhan Pokok dan BBM

2. Tingkat Bunga Simpanan dan Kredit

3. Defisit atau Surplus Neraca Perdagangan

4. Anggaran Belanja Pemerintah

5. Tingkat Tabungan Perusahaan/Perseorangan

6. Pendapatan Nasional / Daerah dan Daya Beli Konsumen

Tingkat inflasi merupakan variabel ekonomi terpenting yang secara langsung mempengaruhi kondisi daya beli konsumen dan struktur biaya produksi perusahaan. Keduanya akan mempengaruhi kalkulasi perolehan laba di suatu kluster usaha atau satu perusahaan tertentu. Disamping itu tingkat inflasi dapat mempengaruhi kalkulasi pembayaran pajak dari perusahaan. Sedangkan perkembangan tingkat bunga perlu selalu dimonitor oleh perusahaan mengingat variabel ekonomi utama ini merupakan landasan atau barometer bagi kegiatan layak atau tidak layaknya suatu usaha (venture) dijalankan. Kemudian variabel lainnya yang perlu dimonitor adalah anggaran belanja pemerintah.

Dunia bisnis di Indonesia pada umumnya sangat terkait dengan kegiatan investasi dan pola pengeluaran pembangunan pemerintah Indonesia, karena kegiatan investasi pemerintah acapkali dapat mempengaruhi kinerja perusahaan domestik pada bidang-bidang usaha tertentu. Kegiatan perdagangan luar negeripun di hampir sebagian negara di dunia, termasuk di Indonesia, telah mengambil perannya yang penting dalam memperkokoh perdagangan perekonomian internasional nasional. Adanya peningkatan kegiatan laju secara langsung telah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional.

Lebih lanjut peningkatan volume kegiatan ekspor disamping akan menambah devisa negara juga secara tidak langsung akan mempengaruhi alokasi sumber daya ekonomi pada kegiatan lanjutan di dalam negeri, khususnya dalam bidang pengelolaan kegiatan ekspor dan impor.

Disamping mengevaluasi perkembangan keempat variabel agregat di atas, pengusaha swasta nasional masih perlu selalu memonitor dan mengevaluasi dampak dari faktor ekonomi lainnya.

Indikator Ekonomi Lainnya yang dicermati adalah sebagai berikut :

(1) Deregulasi maupun regulasi pemerintah di sektor riil.

(2) Restrukturisasi pasar modal, lembaga perbankan dan asuransi

(3) Berbagai kebijakan promosi ekspor, investasi dan perdagangan dalam negeri

(4) Upaya penyehatan BUMN melalui kebijaksanaan perencanaan, efisiensi dan permodalan, dan program privatisasi

(5) Kebijakan moneter dan perbankan.

Berbagai Isu non ekonomi dalam Bisnis Isu non-ekonomi utama yang perlu mendapatkan perhatian para pimpinan perusahaan cukup banyak ragamnya. Menurut penulis jenis ragam isu ini akan terus bertambah, mengingat kondisi dan perkembangan perekonomian negara kita yang masih akan bergejolak. Pengelompokan isu non- ekonomi secara tersendiri diperlukan mengingat karakter nya yang berbeda dengan permasalahan ekonomi.

Demikian juga dengan cara melakukan analisis dampaknya yang berbeda. Sebagian isu non-ekonomi beberapa tahun kemudian mungkin akan reda dan tidak lagi menjadi masalah yang perlu ditangani. Tetapi sebaliknya dia perlu ditangani secara serius mengingat efek bola saljunya yang baru timbul beberapa tahun kemudian.

Isu Politik dan Hukum Berbagai isu dan permasalahan dalam bidang politik, hukum dan perundang-undangan yang secara minimal perlu diketahui dan dimengerti oleh para pelaku bisnis di negara kita mencakup hal-hal berikut ini:

(1) Arah dan stabilitas politik dan keamanan.

(2) Ancaman terorisme.

(3) Sistem politik yang dianut kabinet suatu pemerintahan.

(4) Sikap politik masyarakat yang diarahkan pada industri tertentu seperti yang diatur oleh undang-undang ketenaga kerjaan dalam peraturan tentang ketentuan upah minimum, aksi mogok, dan penanganan tuntutan lainnya.

(5) Kebijakan politik yang dinyatakan dalam kebijakan harga, program pemberian subsidi, peraturan dan etika permainan dalam berusaha.

(6) Berbagai sistem perundang-undangan dan peraturan yang ditetapkan oleh lembaga tinggi negara yang mengatur berbagai aspek kegiatan ekonomi, teknis dan operasional.

(7) Kegiatan politik menjelang pemilu, aktivitas partai, pola afiliasi politik .

(8) Kegiatan dan platform politik dari beberapa partai politik utama dan peran lembaga swadaya masyarakat.

(9) Sistem administrasi dan birokrasi yang dijalankan pemerintah pusat dan daerah, kebijakan otonomi dan desentralisasi daerah.

(10) Hak azasi manusia dan perlindungan konsumen.

(11) Kebebasan pers dan hak untuk mengemukakan pendapat

(12) Pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme

(13) Demokratisasi Isu non-ekonomi dalam bidang politik dan keamanan di dalam negeri kita yang sempat mencuat kepermukaan, terutama semenjak negara kita memasuki era reformasi adalah: Konflik sosial di Ambon dan Aceh; teror ledakan bom; rebutan pengaruh antar partai politik; kebebasan pers dan media; masalah hak azasi manusia; keadilan dan masalah KKN;

Sebagian dari isu tersebut sampai saat ini masih belum terselesaikan dan terkatung-katung dalam wacana debat publik yang hangat. Berbagai isu dan peristiwa meletupnya konflik sosial di negara kita banyak terbukti telah mempengaruhi secara negatif perkembangan perekonomian negara kita. Misalnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang turun ke tingkat rendah 3-4% pada periode 2002-2004 dipengaruhi oleh tingginya risiko politik di negara kita.

Hal ini disebabkan antara lain karena belum terselesaikannya permasalahan keamanan di Maluku dan Aceh. Berikutnya, adalah dampak ledakan bom Bali yang selama beberapa tahun telah merongrong perkembangan kegiatan pariwisata di Indonesia, khususnya gerak perekonomian lokal di kawasan pulau Bali dan sekitarnya. Kelesuan ekonomi dan pengangguran di berbagai wilayah tanah air semakin meningkat dan belum tertangani sampai saat ini. Kita amati saja bagaimana kluster industri tekstil dan pakaian, industri sepatu, industri kulit, telah kehilangan daya saingnya di pasar global akibat meningkatnya biaya produksi mereka sejak PLN menaikan tarif listriknya dan dipenuhinya tuntutan para serikat pekerja dalam kenaikan upah. Faktor-nonekonomi dalam banyak hal ternyata berperan dalam proses erosi penurunan daya saing perusahaan tradisional indonesia. .

Aspek Teknologi Daya saing sebagian barang dagangan pengusaha eksportir Indonesia mulai kehilangan daya saingnya di pasar internasional beberapa tahun sejak kejadian krisis perekonomian di Indonesia. Agar produk Indonesia yang berorientasi menyerap lapangan kerja dapat tetap dapat bersaing di pasar internasional, aspek teknologi harus mulai dilihat dan dipertimbangkan sebagai solusi untuk meningkatkan kualitas proses bisnis perusahaan dan pada akhirnya dapat memenangkan persaingan.

Dalam kaitan ini faktor-faktor dibidang teknologi yang perlu dipelajari dampak dan pengaruhnya mencakup hal-hal sebagai berikut :

(1) Kejadian penemuan (innovations) ilmiah

(2) Adaptasi teknologi yang siap pakai

(3) Produk-produk baru yang dilempar ke pasar oleh pesaing

(4) Perkembangan teknologi barang substitusi

(5) Strategi perkembangan teknologi nasional

(6) Pengeluaran biaya riset dan pengembangan (R & D) oleh pesaing atau perusahaan-perusahaan di industri

(7) Siklus hidup suatu produk (product life cycle)

(8) Perkembangan teknologi komputer dan informasi

(9) Terobosan-terobosan yang dapat meningkatkan produktivitas yang lebih baik di bidang input, pengolahan dan pemasaran

(10) Berbagai ramalan pengembangan teknologi di masa depan Isu Demografi, Sosial dan Budaya di Lingkungan Bisnis

Pertimbangan aspek demografi, sosial dan budaya dalam kajian ALB mencakup seluruh perkembangan karakteristik demografi penduduk, urbanisasi, migrasi musiman, perilaku etnis dan adat istiadat, struktur sosial, pola gaya hidup masyarakat kota, persepsi konsumen, pola pembelian konsumen Indonesia, konflik sosial, aspek pencemaran lingkungan alam, kelanjutan lingkungan hidup dan masih banyak faktor lainnya untuk disebutkan satu persatu. Pola gaya hidup konsumen mungkin akan bervariasi antar wilayah tergantung pada latar belakang kebudayaan etnis, demografi, agama, pendidikan dan lokasi geografi. Kejadian sosial yang sedang mengalami perubahan pada saat ini meliputi masuknya cohort baby boom tahun 1950, 1960 dan 1970 di pasar kerja Indonesia. Masuknya mereka ke lapangan kerja dapat mempengaruhi daya beli, pola pengeluaran dan tuntutan-tuntutan yang berbeda dari suatu cohort terhadap cohort lainnya. Arus modernisasi yang kemudian mempengaruhi tingkah laku dan gaya hidup mereka, serta gejala urbanisasi dan migrasi desa ke kota yang masih berlanjut perlu dipertimbangkan dengan matang-matang.

Demikian pula kecenderungan masuknya sejumlah besar tenaga kerja wanita di pabrik-pabrik maupun di perkantoran yang membawa budaya bekerja yang berbeda menarik untuk diamati. Modernisasi dan kebebasan pers dan media cetak telah mempengaruhi daya beli dan pola belanja sehari-hari dari para pekerja pabrik, konsumen kelas menengah dan kelompok jet set daerah metropolitan.. Pergeseran-pergeseran komponen kependudukan seperti distribusi menurut umur, distribusi menurut wilayah, struktur umur, struktur pekerjaan, pola migrasi dan penurunan tingkat mortalitas dan fertilitas harus diamati secara seksama, terutama pengaruhnya terhadap segmentasi pasar, daya beli dan tingkah laku pengeluaran atas barang dan jasa. Saat ini menarik untuk diamati perjalanan cohort baby boom angkatan 1945 dan 1950, yang sudah mulai memasuki masa pensiun dan penurunan produktivitas.

Faktor ekonomi terdiri dari sumber daya alam, pekerja, modal, infrastruktur, dan teknologi. Sedangkan faktor politik terdiri dari stabilitas, ideologi, kelembagaan politik, dan hubungan politik luar negeri. Faktor budaya mencakup struktur dan dinamika sosial, perspektif sifat dan karakter manusia, orientasi ruang dan waktu, agama, etnik, gender dan bahasa. Sedangkan faktor kondisi demografi terdiri dari tingkat pertumbuhan penduduk, struktur umur, urbanisasi, migrasi dan status kesehatan.

Perlu kita pahami bahwa masing-masing bidang ini memiliki karakter perubahan yang berbeda. Faktor ekonomi diperkirakan akan berubah setiap 1 sampai dengan 3 tahun sekali. Sedangkan faktor teknologi berubah setiap 1 sampai dengan 2 tahun sekali.

Faktor-faktor dibawah bendera bidang politik diperkirakan berubah setiap 5 tahun sekali. Selanjutnya jangka waktu perubahan akan semakin lama untuk perubahan kondisi demografi (setiap 5 sd 10 tahun sekali) dan aspek budaya dan sosial masyarakat setiap puluhan tahun sekali. Faktor-faktor non ekonomi ini banyak dijumpai di bidang politik, demografi dan budaya. Manager perusahaan perlu mengerti bagaimana masing-masing faktor yang relevan dari masing-masing bidang ini saling berkaitan satu dengan lainnya, dan sejauh mana mereka memiliki pengaruhnya pada strategi dan kegiatan operasi perusahaan yang sedang dijalankan terhadap kegiatan usaha bisnisnya.

Pada tingkatan kluster industri, manager harus mengerti kondisi persaingan yang sedang dihadapi oleh perusahaan. Skenario kondisi persaingan ini akan semakin jelas jika kita menggabungkan berbagai kepentingan (interest) dari berbagai kelompok kelembagaan (perusahaan MNC, BUMN, kelompok bisnis, perusahaan lokal SMEs, dan sektor informal) dalam percaturan persaingan usaha.

Dalam melakukan analisis kluster industri James Austin menggunakan model Five Forces dari Michael Porter. Beberapa pengamatan terpenting tentang perubahan jangka menengah di negara berkembang (NSB), yang diperoleh dengan menggunakan analisis three crircles:

1. Permintaan konsumen di NSB akan didominasi oleh produk dan jasa yang sifatnya masal dan berkaitan dengan derived demand akibat peledakan penduduk.

2. Keunggulan biaya upah buruh akan bergeser dari negara maju ke NCB sehingga akan mendorong proses mobilitas kapital, teknologi dan proses produksi sarat tenaga kerja ke NSB.

3. Kualitas pendidikan akan tetap kurang mendapatkan perhatian mengingat anggaran yang terbatas.

4. Pertanian dan kecukupan pangan akan merupakan permasalahan di negara NSB

5. Barang-barang industri akan meningkat permintaannya, sejalan dengan prioritas pemerintah pada pembangunan industri

6. Transfromasi teknologi akan berlanjut dalam beberapa dekade ke depan

7. Phenomena globalisasi akan berlanjut dan semakin tak terbendung.

8. Masalah krisis hutang luar negeri akan merupakan permasalahan bagi NSB, dengan berbagai penyelesaian melalui program penghapusan, konversi, repayments dan restrukturisasi. Analisis Four in One



Berbeda dengan metode analisis yang pertama, metode analisis yang dikenal dengan analisis Four in One ini sangat tepat diaplikasikan untuk mengevaluasi berbagai permasalahan non ekonomi yang timbul di lingkungan luar perusahaan. Metode ini dikemukakan oleh David Baron dalam bukunya Business and Its Environment. Efektivitas suatu perusahaan yang dalam hal ini direfleksikan dengan kemampuan manager dan sistem internal perusahaan menangani berbagai isu non-pasar sangat tergantung pada interaksi perusahaan dengan berbagai pelaku diluar perusahaan (seperti perseorangan, organisasi dan lembaga publik dan masyarakat). Tugas utama manager adalah memperkirakan sejauh mana perubahan-perubahan isu non-ekonomi ini benar-benar merupakan semacam ancaman atau sebaliknya dapat memberikan kesempatan untuk perusahaan. Isu non-pasar pada dasarnya merupakan suatu permasalahan nonekonomi yang akan mempengaruhi orang, kelompok , atau organisasi. Isu ini akan menjadi bahan perhatian mereka. Isu non pasar tidak dapat diinternalisasikan dengan kebijakan perusahaan melalui proses kontrak, integrasi vertikal atau sistem pertukaran yang saling menguntungan.

Komponen lingkungan non pasar pada intinya terdiri dari 4 komponen, yang dikenal dengan 4 I’s atau Four in one: Issue (non market), Institutions, Interest dan Information. Belakangan Baron mengelompokannya menjadi tiga saja dengan menghilangkan information. Kita sebagai pimpinan perusahaan jika akan menangani suatu permasalahan isu non-pasar, perlu mengerti benar keterkaitan ke empat aspek I’s ini. Isu non pasar pada awalnya akan diprofokasi oleh segelintir orang/organisasi/ lembaga. Kemudian melalui proses porpaganda informasi di antara mereka yang pro terhadap isu tersebut dapat mengumpulkan para pengikut baru untuk berpihak pada kepentingan mereka. Dalam hal ini kita diminta untuk secara jeli melakukan analisis kepentingan politik dari masing-masing aktor pelaku.

Selanjutnya kita dapat melakukan pertimbangan sejauh mana isu tersebut perlu ditangani secara serius. Tentunya motivasi dari para aktor politik yang mengibarkan isu perlu teridentifikasi dan dipelajari lebih lanjut dampaknya pada aksi yang akan diperbuat oleh masing-masing aktor. Isu yang benar-benar diperkirakan akan mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan harus segera ditangani melalui kebijakan non-ekonomi. Misalnya dengan melakukan public hearing, perang informasi, atau membentuk kesepakatan dengan para aktor yang memprromosikan isu tersebut. Dalam melakukan proses penyelesaian sengketa kita perlu dibekali dengan berbagai latar belakang pengatahuan dan taktik dalam opini publik, public relations, Analisis SWOT Stratejik Management Analisis dampak pengaruh lingkungan luar terhadap bisnis banyak dijumpai dalam literatur manajemens stratejik Pendekatan ini mencoba menganalisis pengaruh lingkungan eksternal dalam dua tahapan kebutuhan. Kebutuhan pertama, analisis tersebut dilakukan pada saat perusahaan akan memulai proses penyusunan business plan, termasuk pada saat perusahaan akan melakukan revisi atas rencana bisnis tersebut. Kebutuhan kedua, analisis dampak lingkungan eksternal yang dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan perusahaan, misalnya melihat sejauh mana pengaruh perubahan ingkungan luar terhadap business process atau kinerja perusahaan.

Pada kedua kebutuhan ini prosedur yang dilakukan hampir sama, yaitu mencakup kegiatan berikut ini (lihat Diagram di halaman selanjutnya):

1. Mengidentifikasi sebanyak mungkin berbagai faktor lingkungan luar (biasanya antara 30 sampai dengan 60 butir pernyataan) tentang kondisi lingkungan eksternal perusahaan yang diperkirakan dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi perusahaan.

2. Lingkungan luar yang dievaluasi terdiri dari faktor-faktor ekonomi dan nonekonomi pada tingkatan perekonomian internasional dan perekonomian nasional, masalah politik, hukum dan perundang-undangan, perkembangan teknologi dan perubahan demografi, sosial dan budaya.

3. Mengidentifikasi (sekitar 10 sampai dengan 20 butir pernyataan) tentang faktor-faktor yang diperkirakan dapat mempengaruhi kondisi persaingan dalam kluster industri yang dihadapi perusahaan. Untuk membantu proses ini dapat digunakan model strategic positioning dari Michael Porter, model cluster analysis, atau model struktur persaingan pasar dalam ilmu ekonomi manajerial.

4. Setelah terkumpul seluruh butir pernyataan tersebut yang menggambarkan baik kondisi maupun perubahan faktor lingkungan eksternal perusahaan, kemudian didiskusikan secara kelompok relevansi dan bobot masing-masing butir pernyataan. Proses ini diakhiri dengan pemilihan sekitar 10 sampai dengan 20 variabel dominan lingkungan luar, yang diperkirakan akan berperan mempengaruhi pencapaian visi , misi , strategi, business process dan kinerja perusahaan,

5. Prosedur selanjutnya adalah melakukan proses identifikasi dari berbagai peluang dan ancaman hasil ekstrapolasi dari variabel dominan tersebut. Tahapan ini diakhiri dengan penulisan skenario pemanfaatan peluang dan caracara menangani berbagai kendala yang teridentifikasi, Penulisan skenario ini berbeda untuk berbagai tujuan di bawah ini: Dalam proses penyusunan rencana bisnis: Lakukan analisis SWOT atau matching butir-butir SW dan OT satu persatu untuk mencari berbagai alternatif strategi perusahaan yang akan dilakukan (strategic mapping). Proses ini diakhiri dengan memilih satu atau beberapa strategi usaha untuk merealisasikan visi dan misi perusahaan yang akan dijalankan.

Dalam menilai pengaruh lingkungan bisnis terhadap business process: Mengkaji lebih lanjut sejauh mana peluang lingkungan luar yang diperkirakan akan timbul dapat mempertajam peningkatan kualitas business process perusahaan. Atau sebaliknya sejauh mana kualitas business process akan terganggu dan menurun kualitasnya jika potensi ancaman yang menghadang perusahaan dibiarkan begitu saja. Dalam proses menilai kinerja perusahaan: Melakukan analisis pasar dan perhitungan dampak finansial perusahaan (sejauh mana kinerja perusahaan dapat ditingkatkan atau menjadi turun) jika skenario pengaruh faktor lingkungan eksternal dominan benar-benar diproyeksikan akan terjadi dalam waktu dekat.

Konsep Perilaku Konsumen

Perilaku Konsumen adalah upaya konsumen untuk membuat keputusan tentang suatu produk yang dibeli dan dikonsumsi.

FAKTOR YANG PENGARUHI PERILAKU KONSUMEN

• Culture Factor

Faktor budaya memberikan pengaruh terdalam untuk perilaku konsumen.

Perusahaan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.

Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur dari kombinasi pendapatan, pekerjaan, pendidikan, kekayaan dan variable lain.

• Social Factor

Perilaku konsumen dapat dipengaruhi faktor sosial, seperti status sosial konsumen. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung. Definisi kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran bersama.

Keluarga dapat pempengaruhi perilaku pembelian. Keputusan pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan dan situasi.

Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.

• Personal Factor

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.

Konsumsi Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya. Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.

Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang ).

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan “seseorang secara keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang.

Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berada dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten. Kepribadian dapat merupakan suatu variabel yang sangat berguna dalam menganalisa perilaku konsumen. Bila jenis- jenis kepribadian dapat diklasifikasikan dan memiliki korelasi yang kuat antara jenis-jenis kepribadian tersebut dengan berbagai pilihan produk atau merek.

• Marketing Strategy

Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam memberitahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah
(1) Barang,
(2) Harga,
(3) Periklanan

Pemasar harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk evaluasi kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan pemasaran. Kebutuhan ini digambarkan dengan garis panah dua arah antara strategi pemasaran dan keputusan konsumen dalam gambar 1.1 penelitian pemasaran memberikan informasi kepada organisasi pemasaran mengenai kebutuhan konsumen, persepsi tentang karakteristik merek, dan sikap terhadap pilihan Trade Brand.

Referensi

• Wijayanti, Ani S. Perilaku Konsumen Dalam Menciptakan Iklan Efektif. puslit.petra.ac.id. Diakses 19 September 1999.

Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran

Perilaku Konsumen dan Pemasaran

Mereka yang menggeluti pemasaran menghadapi ujian dahsyat karena perkembangan perilaku konsumen sangat cepat guna mengahadapi tantangan internasional dan lokal, mereka harus memanfaatkan kesempatan meluaskan pemasaran. Di Israel, perusahaan merespon perkembangan perbedaan dibeberapa wilayah. Retailer menghadapi tantangan teknologi karena perkembangan e-commerce. Banyak yang bergerak dibidang pemasaran berusaha keras untuk tetap pertahankan aspek sosial dari pemasaran termasuk pemasaran setiap segmen usia.

Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok mendapatkan, menghabiskan barang dan jasa guna memenuhi kebutuhannya.Ilmu perilaku konsumen bisa digunakan dalam hal:

1. Strategi Pemasaran
2. Pengaturan Kebijakan Pemasaran
3. Pemasaran Untuk Masyarakat
4. Informasi Individualis

Jadi pengetahuan tentang perilaku konsumen lebih memberikan keuntungan. Hal itu dapat mengurangi keganjilan dalam keputusan dan kegagalan pasar.

Kebijakan Pemasaran

Kebijakan digunakan untuk menerapkan peraturan yang dibuat sebagai perlindungan dan bantuan bagi konsumen

Pemasaran Untuk Masyarakat (Social Market)

Social market digunakan untuk menciptakan perliku yang berefek positif pada masyarakat luas. Social marketing biasanya digunakan untuk mengkampanyekan usaha mengurangi rokok, imunisasi pada anak-anak, mengkampanyekan bahaya AIDS, bahaya narkoba serta hal lain yang sangat penting dan berhubungan dengan masyarakat luas.

Informasi Individualis

Kebanyakan penduduk pada masyarakat berkembang menggunakan lebih banyak waktu untuk kegiatan konsumsi dibandingkan kegiatan lainnya, termasuk tidur dan bekerja.

Strategi Pemasaran dan Perilaku Konsumen

Keuntungan konsumen adalah selisih antara manfaat yang dapat diambil dari produk dan semua biaya yang dilakukan untuk mendaptkan manfaat dari produk tersebut.
Reaksi dari konsumen terhadap suatu produk menentukan sukses atau gagal dari sebuah produk.

Analisia Pasar

Pertama-tama yang dilakukan untuk menentukan strategi pemasaran adalah melakukan analisia seperti :

Membahas perilaku Konsumen

Untuk dapat mengantisipasi dan mereaksi kebuthan konsumen kita harus memahami tentang perilaku konsumen. Menemukan kebutuhan konsumen adalah proses yang sangat kompleks, tapi dapat diatasi dengan melakukan riset terhadap pasar. Dengan memahami kebutuhan konsumen dapat diketahui prinsip perilaku yang mengendalikan perilaku konsumsi.

Membahas tentang Perusahaan

Perusahaan harus mengetahui kapabilitasnya (keunggulan dan kelemahan) agar dapat mengetahui kebutuhan konsumen. Hal ini meliputi semua aspek yang ada dalam perusahaan, termasuk kondisi finansial, kemampuan manajerial, kemampuan produksi, kemampuan riset dan pengembangan, kemampuan teknologi, reputasi, dan kemampuan pemasaran

Melihat Kompetitor

Tidak mungkin, suatu perusahaan mampu dengan baik memenuhi kebutuhan konsumen secara konsisten tanpa mengkaji siapa saja yang ada pada kompetisi itu, dalam hal ini perusahaan lain. Sebagai tambahan, untuk strategi pemasaran yang signifikan, kita dapat menjawab pertanyaan sebagai berikut:
1. Jika kita sukses, perusahaan apa yang akan tersakiti karena kalah dam penjualan dan kesempatan?
2. Dari beberapa perusahaan yang kalah, perusahaan mana yang dapat merespon?
3. Bagaimana mereka akan merespon?
4. Apakan strategi kita mampu bertahan untuk strategi yang lebih besar dari kompetitor lain, ataukah kita memerlukan kemungkinan rencana lain?

Mengkaji Kondisi

Keadaan ekonomi, keadaan lingkunagan, kebijakan pemerintah dan perkembangan teknologi berdampak pada kebutuhan dan keinginan konsumen , serta kemampuan perusahaan dan pesaingnya. Buruknya kondisi lingkungan tidak hanya mempengaruhi permintaan terhadap produk untuk lingkungan, tapi kebijakan pemerintahanpun akan mempengaruhi desain produk dan pabrik. Pada akhirnya, perusahaan tidak dapat membangun strategi pemasaran tanpa mengantisipasi kondisi dimana strategi akan diterapkan.

Segmentasi Pasar

Segmen pasar adalah bagian dari pasar yang lebih besar, yang kebutuhannya sedikit berbeda dibanding pasar yang lebih besar. Karena segmen pasar mempunyai kebutuhan yang unik, perusahaan yang mengkhususkan produk untuk segmen ini semata, akan lebih dapat memenuhi keinginan konsumen dibanding perusahaan yang meproduksi barang untuk segmen yang luas. Agar dapat terus berjalan segmen pasar khusus harus luas agar tetap dapat memberikan keuntungan.

Segmentasi pasar meliputi 4 langkah meliputi:

1. Mengidentifikasi kebutuhan yang berhubungan dengan produk
2. Mengelompokkan konsumen dengan kebutuhan yang sama
3. Menggambarkan / menjelaskan setiap kelompok
4. Menyeleksi segmen-segmen yang menarik untuk dilayani

Mengidentifikasi kebutuhan yang berhubungan dengan produk

Mengidentifikasi variasi kebutuhan yang mungkin akan diminati oleh pasar meliputi riset terhadap konsumen, mengkaji kecenderungan dari suatu kelompok dan wawancara mendalam. Kebutuhan identifikasi ini berhubungan dengan variabel lain seperti umur, taraf kehidupan rumah tangga, jenis kelamin, kelas sosial, kelompok etnis, atau gaya hidup, dan banyak perusahaan memulai proses segmentasi dengan berfokus pada salah satu atau beberapa variabel tersebut.

Mengelompokkan konsumen dengan kebutuhan yang sama

Pengelompokkan konsumen dapat dijadikan sebagai acuan bahwa ada pasar yang akan merespon produk yang akan dilempar ke masayarakat.

Menggambarkan / menjelaskan setiap kelompok

Ketika sudah melakukan pengelompokkan konsumenm perlu dikaji secara detail bagaimana keadaan secara demogrfis, gaya hidup, dan bagaimana cara mereka dalam berkomunikasi. Sebagai upaya untuk merancang program pemasaran yang efektif, penting kiranya untuk memahami konsumen secara penuh .

Menyeleksi segmen-segmen yang menarik untuk dilayani

Langkah selanjutnya setelah kita memastikan paham dengan setiap segmen adalah menentukan target pasar, segmen dari pasar yang besar dimana kita akan memfokuskan diri dalam upaya melakukan pemasaran.

Strategi Pemasaran

Tidaklah mungkin untuk menyeleksi target pasar tanpa merumuskan secara simultan strategi pemasaran di setiap segmen. Standar yang jelas dalam memilih target pasar adalah kemampuan untuk memberikan nilai yang lebih kepada segemen pasar. Karena nilai konsumen dihasilkan dari strategi pemasaran, perusahaan mampu untuk membangun strategi pemasaran mereka untuk mengevaluasi target pasar yang potensial.
Strategi pemasaran mampu menjawab , bagaimana kita akan memberikan nilai lebih untuk target pasar kita?. Jawaban dari pernyataan ini dibutuhkan perumusan dari marketing mix dalam hal ini meliputi produk, harga, komunikasi (promosi), distribusi, dan servis.

Produk

Segala sesuatu yang diusahakan atau sedang diusahakan oleh konsumen untuk memenuhi kebutuhannya, pada umumnya konsumen membeli produk yang memeberikan mereka kepuasan dari pada membeli produk karena penampakan luarnya.

Komunikasi

Komunikasi dalam pemasaran atau promosi meliputi iklan, sales force, public relation, pengemasan dan tanda lain yang mampu mempromosikan perusahaan atau produk tersebut.

Agar strategi promosi yang dibuat efektif, sebaiknya mampu menjawab pertanyaan sebagai berikut :

1. Kepada siapa kita akan berpromosi?
2. Efek apa yang kita inginkan dari promosi yang kita berikan?
3. Apakah pesan yang disampaikan dalam promosi akan meningkatkan keinginan pada audiens?
4. Metode apa dan apakah media yang diperlukan untuk meningkatkan target audiens?
5. Kapankah kita harus berpromosi dengan target audiens?

Harga

Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan untuk mendapatkan hak menggunakan barang. Terkadang besar kecilnya harga merepresentasikan kualitas dari suatu barang.

Distribusi

Menjamin ketersediaan produk dimana konsumen dapat membelinya, bagaimana dan dimana konsumen lebih suka membelinya, adalah tujuan dari pemilihan jalur distribusi. Keputusan yang keliru dalam pemilihan jalur dapat menyebabkan terhambatnya pasokan atau menyebabkan kebingungan konsumen ketika akan membli barang. Hal ini dapat menyebabkan konsumen mencari alternatif barang lain yang lebih mudah didapat.

Servis

Dalam pembahasan ini servis diartikan sebagai kegiatan yang mampu meningkatkan performansi dari produk atau jasa tersebut. Servis yang diberikan sepatutnya dapat memberikan nilai lebih pada konsumen, contohnya ketika kita membeli suatu barang elektronik, maka sebagai servisnya kita akan mendapatkan jasa antar barang, atau misalkan kita membeli sebuah sepeda motor, kita akan mendapatkan servis gratis selama beberapa kali.

Proses Pengambilan Keputusan Konsumen

Proses keputusan konsumen dipengaruhi oleh strategi pemasaran dan hasil yang diperoleh konsumen. Hasil dari strategi pemasaran ditentukan oleh proses pengambilan keputusan konsumen. Perusahaan akan berhasil jika, prosesnya adalah sebagai berikut; konsumen mengenali kebutuhan kemudian mengetahui keberadaan suatu produk dan kemampuannya, memutuskan bahwa produk ini solusi tepat, membelinya dan mendapatkan kepuasan dari produk yang dibelinya.

Hasil atau Outcomes

Bagi Perusahaan

Posisi Produk

Hasil paling dasar bagi perusahaan adalah posisi produk yaitu imej produk yang melekat dipikiran konsumen akan membantu dalam bersaing.

Penjualan

Penjualan adalah hasil yang penting, karena memberikan hasil yang penting agar perusahaan dapat melanjutkan bisnisnya. Sebenarnya semua perusahaan mengevaluasi kesuksessan program pemasaran mereka melalui besar kecilnya penjualan. Seperti yang telah kita lihat, bahwa penjualan kemungkinan besar terjadi jika analisis konsumen yang dilakukan sukses dan marketing mix-nya cocok dengan prose keputusan.

Kepuasan Konsumen

Pemasar mengetahui bahwa lebih menguntungkan untuk mempertahankan konsumen yang telah ada dibanding menggantinya dengan konsumen baru. Memastikan konsumen yang ada sekarang mendapatkan kepuasan dari pembelian dan penggunaan produknya. Jadi, kepuasan konsumen merupakan perhatian utama dari pemasar.

Bagi Individu

Pemenuhan Kepuasan

Hasil yang nyata dari proses konsumsi bagi individu, apakah terjadi pembelian atau tidak adalah tingkat kepuasan, tingkat kepuasan dapat dihitung tidak mendapatkan kepuasan sama sekali (atau bahkan negatif jika hanya akan membuat kebutuhan jadi lebih banyak) sampai komplit, artinya kebutuhan terpenuhi dan kepuasan tercapai.

Konsumsi yang Merugikan

Konsumsi yang merugikan terjadi ketika individu atau kelompok memutuskan untuk mengkonsumsi sesuatu yang berdampak negatif untuk badannya.

Bagi Masyarakat Luas

Ekonomi

Kumpulan dampak dari keputusan konsumen untuk melakukan pembelian maupun tidal melakukan pembelian, adalah faktor utama yang menyumbang bagaimana keadaan ekonomi suatu negara. Keputusan konsumen untuk membeli atau tidak berdampak pada pertumbuhan ekonomi, ketersediaan biaya negara, tingkat tenaga kerja, dan lain sebagainya.

Kondisi Lingkungan

Kegiatan konsumsi yang terjadi berdampak kondisi lingkungan dilingkungan sekitarnya maupun lingkungan lain. Dampaknya dapat terlihat dari meningkatnya polusi udara, berkurang wilayah hutan hujan, kekeringan dan sebagainya.

Kesejahteraan Sosial

Kegiatan konsumsi berdampak pada kesejahteraan sosial suatu masyarakat. Keputusan mengenai seberapa banyak membelanjakan barang-barang kebutuhan pribadi lebih dari barang-barang kebutuhan umum (pendidikan, kesehatan dan sebagainya) biasanya dibuat secara tidak langsung mewakili pilihan konsumen. Keputusan-keputusan ini mempunyai dampak yang besar bagi kualitas hidup masyarakat.

Konsumsi yang merugikan, mempengaruhi masyarakat seperti halnya pada individu. Kerugian masyarakat dari dampak merokok, alkoholisme, dan penyalahgunaan obat.

Sifat dari Perilaku Konsumen

External Influnces ( Pengaruh Luar)

Faktor pengaruh dari luar yang mempengaruhi perilaku konsumen meliputi kultur, subkultur, demografi, status sosial, referensi kelompok, keluarga, kegiatan pemasaran.

Internal Influences (Pengaruh Pribadi)

Faktor pengaruh dari pribadi yang mempengaruhi perilaku konsumen meliputi persepsi, proses belajar, memori, motivasi, kepribadian,, emosi dan sikap.

Self Concept and Life Style (Konsep Diri dan Gaya Hidup)

Konsep diri dan gaya hidup, yang telah mendapat pengaruh dari luar dan pribadi akan mempengaruhi keinginan dan kebutuhan.

Decision Proses (Proses Pengambilan Keputusan)

Kebutuhan atau keinginan konsumen akan memicu proses keputusan konsumen. Penting untuk diingat bahwa sebagian besar pembelian yang dilakukan konsumen, mereka mencurahkan sedikit usaha untuk proses ini, emosi dan perasaan seringkali lebih berpengaruh seperti halnya fakta dan keutamaan produk

Cell Broadband Engine Processor

Cell adalah sebuah mikroprosesor arsitektur bersama-sama dikembangkan oleh Sony Computer Entertainment, Toshiba, dan IBM, sebuah aliansi yang dikenal sebagai "IMS". The architectural design and first implementation were carried out at the STI Design Center in Austin, Texas over a four-year period beginning March 2001 on a budget reported by Sony as approaching US$ 400 million. [ 1 ] Cell is shorthand for Cell Broadband Engine Architecture , commonly abbreviated CBEA in full or Cell BE in part. Desain arsitektur dan implementasi pertama dilakukan di IMS Design Center di Austin, Texas selama empat tahun mulai Maret 2001 pada anggaran yang dilaporkan oleh Sony sebagai mendekati US $ 400 juta. [1] Cell adalah istilah untuk Cell Broadband Engine Arsitektur, biasa disingkat CBEA di BE Cell penuh atau sebagian. Cell combines a general-purpose Power Architecture core of modest performance with streamlined coprocessing elements [ 2 ] which greatly accelerate multimedia and vector processing applications, as well as many other forms of dedicated computation. [ 2 ] Menggabungkan sel-tujuan umum Power Arsitektur inti kinerja sederhana dengan efisien coprocessing elemen [2] yang akan sangat mempercepat multimedia dan pengolahan vektor aplikasi, dan juga banyak bentuk-bentuk lain yang berdedikasi komputasi. [2]

The first major commercial application of Cell was in Sony's PlayStation 3 game console . Mercury Computer Systems has a dual Cell server, a dual Cell blade configuration, a rugged computer, and a PCI Express accelerator board available in different stages of production. Pertama aplikasi komersial utama Cell di Sony's PlayStation 3 game console. Mercury Computer Systems memiliki server Cell ganda, dual Cell pisau konfigurasi, komputer kasar, dan sebuah papan akselerator PCI Express tersedia dalam berbagai tahap produksi. Toshiba has announced plans to incorporate Cell in high definition television sets. Toshiba telah mengumumkan rencana untuk memasukkan Cell dalam definisi tinggi televisi. Exotic features such as the XDR memory subsystem and coherent Element Interconnect Bus (EIB) interconnect [ 3 ] appear to position Cell for future applications in the supercomputing space to exploit the Cell processor's prowess in floating point kernels. Fitur eksotis seperti XDR subsistem memori dan koheren Elemen Interconnect Bus (EIB) interkoneksi [3] muncul ke posisi Cell untuk aplikasi di masa depan superkomputer ruang untuk mengeksploitasi prosesor Cell kemampuannya dalam floating point kernel. IBM has announced plans to incorporate Cell processors as add-on cards into IBM System z9 mainframes, to enable them to be used as servers for MMORPGs . [ 4 ] IBM telah mengumumkan rencana untuk menggabungkan prosesor Cell sebagai kartu tambahan ke dalam IBM System z9 mainframe, yang memungkinkan mereka untuk digunakan sebagai server untuk MMORPGs. [4]

The Cell architecture includes a novel memory coherence architecture for which IBM received many patents . Cell arsitekturnya meliputi sebuah novel koherensi memori arsitektur yang IBM menerima banyak paten. The architecture emphasizes efficiency/watt, prioritizes bandwidth over latency , and favors peak computational throughput over simplicity of program code . Arsitektur menekankan efisiensi / watt, memprioritaskan bandwidth lebih latensi, dan nikmat komputasi puncak throughput atas kesederhanaan kode program. For these reasons, Cell is widely regarded as a challenging environment for software development . [ 5 ] IBM provides a comprehensive Linux -based Cell development platform to assist developers in confronting these challenges. [ 6 ] Software adoption remains a key issue in whether Cell ultimately delivers on its performance potential. Untuk alasan ini, Cell secara luas dianggap sebagai lingkungan yang menantang untuk pengembangan perangkat lunak. [5] IBM menyediakan komprehensif Linux Cell berbasis platform pengembangan untuk membantu pengembang dalam menghadapi tantangan-tantangan ini. [6] Perangkat Lunak adopsi tetap menjadi isu penting dalam apakah Cell akhirnya memberikan potensi pada performanya. Despite those challenges, research has indicated that Cell excels at several types of scientific computation. [ 7 ] Meskipun tantangan-tantangan itu, penelitian telah menunjukkan bahwa Cell unggul pada beberapa jenis perhitungan ilmiah. [7]

In November 2006, the College of Computing at Georgia Tech was selected by IBM, Sony, and Toshiba from more than a dozen universities to be designated as the first STI Center of Competence for the Cell Processor . [ 8 ] [ 9 ] This partnership is designed to build a community of programmers and broaden industry support for the Cell processor. [ 8 ] [ 10 ] There is a Cell Programming tutorial video available from them. [ 11 ] Pada November 2006, College of Computing di Georgia Tech dipilih oleh IBM, Sony, dan Toshiba dari lebih dari selusin perguruan tinggi untuk menjadi yang pertama yang ditunjuk sebagai Pusat IMS Kompetensi untuk Cell Processor. [8] [9] Kemitraan ini dirancang untuk membangun komunitas programer dan industri memperluas dukungan untuk prosesor Cell. [8] [10] Ada sebuah video tutorial Pemrograman Cell tersedia dari mereka. [11]